1. Granulasi basah
Metode granulasi basah biasanya digunakan untuk zat aktif dengan jumlah besar dengan aliran yang buruk, tahan terhadap adanya air dan pemanasan. Zat berkhasiat, pengisi, dan penghancur di campur dengan baik dan homogen, lalu di basahi dengan larutan bahan pengikat, dan ditambah bahan pewarna bila perlu. Setelah itu, campur di ayak menjadi granul dan di keringkan dalam lemari pengering pada suhu 40°C – 50°C. Setelah kering, campurn di ayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang di perlukan, kemudian di tambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.
2. Granulasi kering.
Metode granulasi kering di gunakan untuk zat yang tidak tahan terhadap adanya air dan pemanasan serta bahan yang kompresibilitasnya kurang baik. Granulasi ini dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, pengisi dan penghancur, dan ditambahkan zar pengikat dan pelicin bila perlu agar menjadi masa serbuk yang homogen. Setelah itu massa serbuk di kempa pada tekanan tinggi menjadi tablet besar (slug) yang belum memiliki bentuk yang baik, kemudian digiling dan di ayak hingga di peroleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya, granul dikempa kembali dan dicetak sesuai dengan ukuran tablet yang diinginkan. Keuntungan cara ini adalah tidak diperlukannya panas dan kelembapan dalam proses granulasi kering.
3. Kempa langsung
Pembuatan tablet dengan cara kempa langsung dilakukan apabila jumlah zat berkhasiat per tablet cukup dicetak, zat berkhasiat dapat mengalir bebas (free - flowing) dengan baik, zat berkhasiat berbentuk kristal yang dapat mengalir bebas, misalnya tablet heksamin, tablet NaCl, tablet KmnO4. (syamsuni, 2006).
0 comments:
Posting Komentar